Global Brand Manager Intel Bryan Deaner
JAKARTA, KOMPAS.com - Bersamaan dengan dirilisnya sistem operasi Windows 8 dari Microsoft, datanglah "banjir" produk-produk Ultrabok Convertible dengan layar sentuh yang bisa berubah fungsi menjadi tablet.
Akan tetapi, pengguna yang ingin menjajal salah satu perangkat canggih tersebut dalam musim liburan tahun ini kemungkinan bakal harus merogoh kocek dalam-dalam.
Hal ini terungkap saat KompasTekno berbincang dengan Global Brand Manager Intel Bryan Deaner dalam acara diskusi media di Jakarta, Kamis (22/11/2012).
"Kalau dari segi price point-nya perangkat-perangkat ini berada pada kisaran 1000 dollar AS (Rp 9,5 juta) ke atas," ujar Deaner, seraya menambahkan bahwa pihak Intel selaku produsen prosesor tak mungkin mengontrol harga final perangkat para rekanan OEM.
Apakah level harga yang setara dengan ultrabook tradisional itu tak akan mengancam produk laptop tipis milik Intel?
"Nantinya akan terjadi price point replace, di mana Ultrabook convertible yang mengusung teknologi canggih akan masuk, sementara produk yang lebih tua akan bergeser ke level harga lebih rendah," jawabnya.
Akan tetapi, pengguna yang ingin menjajal salah satu perangkat canggih tersebut dalam musim liburan tahun ini kemungkinan bakal harus merogoh kocek dalam-dalam.
Hal ini terungkap saat KompasTekno berbincang dengan Global Brand Manager Intel Bryan Deaner dalam acara diskusi media di Jakarta, Kamis (22/11/2012).
"Kalau dari segi price point-nya perangkat-perangkat ini berada pada kisaran 1000 dollar AS (Rp 9,5 juta) ke atas," ujar Deaner, seraya menambahkan bahwa pihak Intel selaku produsen prosesor tak mungkin mengontrol harga final perangkat para rekanan OEM.
Apakah level harga yang setara dengan ultrabook tradisional itu tak akan mengancam produk laptop tipis milik Intel?
"Nantinya akan terjadi price point replace, di mana Ultrabook convertible yang mengusung teknologi canggih akan masuk, sementara produk yang lebih tua akan bergeser ke level harga lebih rendah," jawabnya.
XPS Duo 12, salah satu tawaran Ultrabook Convertible dari Dell
Dia mengatakan, di masa depan, level harga ultrabook akan lebih mendekati tingkat mainstream. Convertible, menurut Deaner, cocok untuk kalangan profesional atau korporat yang perlu membawa tablet dan notebook.
"Dengan ini (Ultrabook convertible), mereka hanya perlu membawa satu perangkat untuk melayani dua fungsi yang berbeda itu. Untuk segmen pengguna lain seperti mahasiswa, kami punya Ultrabook yang dihargai lebih murah."
Deaner menambahkan, banyaknya model Ultrabook dan convertible yang tersedia memungkinkan pengguna untuk memilih produk mana yang paling cocok untuk kebutuhan. Menurutnya, total ada sekitar 140 model convertible dari berbagai produsen yang bakal dipasarkan.
"Harga convertible mungkin lebih mahal, tetapi dengan membayar lebih, Anda akan mendapatkan fitur ekstra. Seandainya tak butuh layar touchscreen, ultrabook tradisional akan tetap tersedia."
Di Indonesia sendiri telah tersedia sejumlah model laptop convertible dari beberaa produsen. Akan tetapi, banyak dari mereka memang dibanderol dengan harga relatif mahal.
Produk Taichi dari Asus yang memiliki dua layar (satu layar biasa dan satu layar sentuh di bagian belakang), misalnya, dijual dengan kisaran harga 1.700 dollar AS atau sekitar Rp 16 juta. Produk sejenis dari Sony pun dibanderol seharga belasan juta rupiah.
Di sisi lain ultrabook tradisional yang tak memiliki touchscreen telah mulai menyentuh level harga lebih rendah. Beberapa tawaran laptop tipis dari Samsung (Series 5) dan HP (Envy 4T), misalnya dijual mulai kisaran harga Rp 6 juta.
Sumber : http://tekno.kompas.com/read/xml/2012/11/22/17184473/Convertible.Datang..Harga.Ultrabook.Turun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar